Jumat, 28 Juni 2013

KOAGULASI dan PENGENDAPAN PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM “KOAGULASI dan PENGENDAPAN PROTEIN” TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA Jurusan Peternakan Program Studi Produksi Ternak Oleh rizal tudhonni C31120994 Dosen Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2013 LANDASAN TEORI 1. Uji Millon Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein maka akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Tetapi khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan yang berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang akan dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam (bukan HCl). Jika tidak, ion merkuri dari pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor yang dapat merusak kompleks berwarna. 2. Uji Biuret Reagen biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan) —–> apabila setelah ditetesi biuret, makanan/ sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna ungu. Uji ini didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO dan -NH dari rantai peptida dalam suasana basa.Hasil positifnya akan membentuk warna ungu. Uji Biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida), tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika terbentuk warna ungu berarti zat itu mengandung protein. 3. Reagen Millon Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagen millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat. Warna merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi reagen Millon's adalah sebuah reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan larut protein. 4. Larutan Albumin Albumin (terbentuk dari bahasa Latin: albumen "(telur) putih, telur kering putih") adalah keluarga protein globular, yang paling umum digunakan adalah albumin serum. Keluarga albumin terdiri dari semua protein yang larut dalam air, yang cukup larut dalam larutan garam terkonsentrasi, dan pengalaman denaturasi panas. Albumin biasanya ditemukan dalam plasma darah, dan unik dari protein darah lainnya dalam bahwa mereka tidak glikosilasi. Zat yang mengandung Albumin, seperti putih telur, disebut albuminoids. 5. Larutan Gelatin Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran umurnnya diproduksi dari kulit dan tulang sapi atau babi. 6. Larutan Kasein Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat. 7. Larutan Nartrium Hidroksida Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. 8. Larutan Tembaga (II) Sulfat Tembaga (II) sulfat, juga dikenal sebagai tembaga sulfat atau tembaga sulfat, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CuSO4. Garam ini ada sebagai serangkaian senyawa yang berbeda dalam derajat mereka hidrasi. Bentuk anhidrat adalah bubuk hijau pucat atau abu-abu-putih, sedangkan pentahydrate (CuSO4 · 5H2O), garam yang paling sering ditemui, berwarna biru cerah. CuSO4 · 5H2O adalah dalam warna biru, dan sangat beracun terhadap lingkungan, mengiritasi mata dan kulit, dan juga dapat berbahaya jika tertelan. Tembaga (II) sulfat exothermically larut dalam air untuk memberikan kompleks aquo [Cu (H2O) 6] 2 +, yang memiliki geometri molekul oktahedral dan paramagnetik. Nama lain untuk tembaga (II) sulfat adalah "vitriol biru" dan "bluestone". Tembaga (II) sulfat pentahidrat terurai sebelum mencair pada 150 ° C (302 ° F), kehilangan dua molekul air pada 63 ° C (145 ° F), diikuti oleh dua lagi pada 109 ° C (228 ° F) dan air akhir molekul pada 200 ° C (392 ° F). 9. Larutan Asam Klorida Asam klorida adalah larutan akuatikdari gas hidrogenklorida (HCl). Larutan ini adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+. Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air. Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit. 10. Larutan Etanol Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). HASIL PANGAMATAN 1. Hasil Pengamatan Uji Millon No Tabung Jenis Larutan Hasil 1 Larutan Albumin 2ml + larutan reagen millon 4ml - Warna awal : putih keruh - Pemanasan 1 : 4 menit putih keruh menggumpal - Pemanasan 2 : 1,5 menit menggumpal sempurna dan ada gelembung sedikit - Warna akhir : putih menggumpal dan terdapat gelembung 2 Larutan Gelatin 2ml + larutan reagen millon 4 ml - Warna awal : kuning bening, padat, menggumpal - Pemanasan 1 : 2 menit warna putih 4 menit kuning jernih - Warna akhir : kuning jernih hampir padat 3 Lar. Kasein 2ml + larutan reagen millon 4ml - Warna awal : putih jernih - Pemanasan 1 : 2 menit putih jernih - Pemanasan 2 : 4,5 menit putih jernih dan terdapat gelembung - Warna akhir : putih jernih 2. Hasil Pengamatan Uji Biuret No Tabung Jenis Larutan Hasil 1 1 ml Lar. Albumin 1 ml NaOH 2 tetes CuSO4 · Sebelum homogenisasi warna larutan putih bening. · Setelah dikocok warna berubah menjadi ungu (violet) dan larutan bening. 2 1 ml Lar. Gelatin 1 ml NaOH 2 tetes CuSO4 · Sebelum homogenisasi, gelatin, NaOH, dan CuSO4 tidak homogeny warna larutan biru dan gelatin coklat. · Sesudah di homogenisasi antara gelatin dan NaOH serta CuSO4 tidak bercampur namun warna menjadi ungu. 3 1 ml Lar. Kasein 1 ml NaOH 2 tetes CuSO4 · Sebelum di homogenisasi warna larutan putih bening. · Setelah dokocok warna larutan berubah menjadi biru dan larutannya bening. 3. Hasil Pengamatan Uji Pengendapan No Tabung Pereaksi Hasil 1 1 ml HCl 0,1 N 6 ml etanol 95% Larutan atas berwarna putih bening. Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan terdapat warna kuning. Endapan berwarna putih dan tidak larut 2 1 ml NaOH 0,1 N 6 ml etanol 95% Terbagi 3 lapisan, lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening. Lapisan bawah berwarna putih susu dan terdapat endapan puth susus. Larutan bawah encer 3 1 ml Buffer asetat 6 ml etanol 95% Terbagi menjadi 3 lapisan : atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah putih keruh, lapisan bawah putih tapi encer. Terdapat putih susu, larutan pereaksi larut saat di panaskan. PEMBAHASAN 1. Uji Millon Pada percobaan ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan gelatin (2 ml) kedalam tabung kedua, dan larutan kasein (2 ml) kedalam tabung ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 4 tetes larutan millon. Dalam ketiga tabung tersebut yang mengandung protein adalah albumin karena terjadi pengendapan dan juga almumin merupakan keluara dari protein. Seperti pada protein telur. 2. Uji Biuret Pada percobaan ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan gelatin (1 ml) kedalam tabung kedua, larutan kasein (1 ml) kedalam tabung ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4 0,1 N dan larutan NaOH 1 ml. Reaksi yang diberikan ketiga tabung tersebut menghasilkan warna berbeda-beda yaitu pada tabung 1dari warna putih bening menjadi warna ungu dan larutan bening, tabung 2 dari warna biru dan coklat berubah menjadi ungu, tabung 3 dari warna putih benuing berubah menjadi biru dan larutan bening. Pada uji ini berarti pada tabung 1 dan 2 mengandung protein, karena uji ini akan positif terdapat protein akan berubah berwarna ungu. 3. Uji Pengendapan Pada percobaan ini dengan mengujikan larutan HCl 0,1 M (1 ml) kedalam tabung pertama, larutan NaOH 0,1 M (1 ml) kedalam tabung kedua, larutan buffer asetat (1 ml). Dimana ketiga tabung tersebut ditambahkan etanol (6 ml). reaksi yang diberikan ketiga tabung tersebut menghasilkan endapan yang berwarna putih. KESIMPULAN 1. Pereaksi millon ini bertujuan untuk mengetahui protein (mendeteksi keberadaan larutan protein), jika mengandung protein akan menghasilkan endapan putih dan endapan putih akan berubah menjadi merah bila dipanaskan terus-menerus. 2. Pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui kandungan protein dalam suatu zat (makanan) jika positif mengandung protein, makan akan berubah menjadi ungu. 3. Uji pengendapan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak endapan yang dihasilkan oleh larutan-larutan yang di uji kan dalam uji pengendapan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar