Minggu, 30 Juni 2013

sistem pencernaan ternak ruminansiah

sistem pencernaan ternak ruminansiah Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia – Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka sekolah akan share mengenai sistem pencernaan hewan Ruminansia pemamah biak. Hewan pemamah biak atau ruminansia memiliki susunan gigi yang berbeda dengan manusia. gigi yang berkembang pada hewan pemamah biak adalah gigih geraham karena diperlukan untuk mencernakan makanan yang berserat. Gigi seri dierlukan untuk menjepit dan memotong makanan berupa rumput. Jenis makanan berupa rumput dan sejenisnya sukit untuk dicernakan sehingga sistem pencernaan hewan ruminansia lebih kompleks daripada manusia, baik strukturnya maupun caranya. sistem Pencernaan Hewan ruminansia Lambung ruminansia seperti domba, kerbau dan sapi terdiri atas rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Rumput yang ditelan masih kasar dan masuk ke dalam rumen dan retikulum untuk menjalani proses pencernaan secara mekanik oleh gerakan dindingnya yang tebal. Pencernaan tersebut terjadi secara kimia oleh bakteri fermentasi (respirasi anaerob) sehingga dihasilkan bubur makanan yang relatif masih kasar. Jika sudah merasa kenyang, pemasukan makanan dihentikan. Makanan yang berupa bubur kasar dari retikulum sedikit demi sedikit akan dikembalikan ke mulut dan mengalami pencernaan secara kimia oleh air ludah yang ber-PH netral. Di dalam mulut, selulosa alam akan diubah menjadi glukosa oleh enzim selulose. Selain itu , glukosa akan diubah menjadi asam lemak, CO2, dan CH4. Setelah dari mulut, makanan yang menjadi lebih halus akan masuk ke omasum dan mengalami pencernaan secara mekanik, kemudian akan diteruskan ke dalam abomasum. Abomasum serupa dengan lambung manusia. di dalam abomasum, makanan akan mengalami pencernaan secara mekanik oleh dinding abomasum dan pencernaan secara kimia oleh enzim-enzim yang dihasilkannya. Di dalam abomasum juga terjadi pencernaan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan hewan tersebut. makanan dari abomasum masuk ke dalam usus halus untuk dicernakan lebih lanjut. Pada ruminansia, terdapat enzim selulose yang berfungsi mencerna selulosa. Enzim ini tidak terdapat pada manusi. Adapun pada kuda, pencernaan selulosa terjadi hanya satu kali, yakni didalam usus buntu. Oleh karena itu, feses sapi dan kerbau lebih halus daripada feses kuda. secara singkat, alur mekanisme pencernaan hewan pemamah biak adalah sebagai berikut: Mulut => kerongkongan => rumen => retikulum => kerongkongan => orasum => abomasum => usus halus => usus besar => anus. Hewan Herbivor, seperti berang-berang atau beaver (aplodonatia sp), memiliki taring bawah dan taring atas yang besar yang digunakan untuk mengerat tumbuhan. Hewan ini tidak memiliki gigi seri, sedangkan badak tidak memiliki gigi taring dan gigi seri. Adapun hewan karnivor, seperti kucung, memiliki gigi taring, gigi seri dan geraham untuk menguyah makanan. Demikianlah Artikel Pustaka sekolah yang membahas mengenai sistem pencernaan pada hewan ruminansia atau pemamah biak, semoga artikel ini tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua[ps] Read more: http://www.pustakasekolah.com/sistem-pencernaan-hewan-ruminansia.html#ixzz2XiyaDvXy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar